Menerapkan Collective Intelligence di Aplikasi Web


Aplikasi web terus bertransformasi. Aplikasi web terbaru saat ini memepercayai pengguna, mengundang pengguna untuk berinterkasi, menghubungkan antar pengguna, dan mendapatkan feedback dari mereka, lalu aplikasi ini menggunakan informasi yang terkumpul untuk memperbaiki aplikasinya. Aplikasi web yang menggunakan pendekatan ini mengembanghkan relasi yang lebih dalam dengan penggunanya, menyediakan nilai lebih kepada pengguna berupa pengalaman sesuai dengan yang dibutuhkannya.

Pengguna-pengguna web pun ikut betransformasi. Sekarang pengguna dapat mengekspresikan dirinya. Ekpresi tersebut dapat berupa berbagi pendapat tentang sebuah produk atau layanan melalui review atau komentar-komentar, berbagi dan memberi label terhadap konten-konten, partisipasi di sebuah komunitas online, atau memberikan kontribusi konten baru. Interaksi dan partisipasi pengguna ini memberikan peningkatan data yang dapat dikoneversi ke dalam intelligence di aplikasi web.

Wisdom of the crowds, James Surowiecki, penulis bisnis The New Yorker, menilai dalam keadaan yang benar, bahwa kelompok-kelompok itu akan luar biasa intteligent, dan sering lebih cerdas daripada orang yang tercedas di antara mereka. Surowiecki lebih lanjut berkata bahwa jika semakin banyak orang yang dilibatkan dalam penyelesaian maslah, maka semakin baik hasil yang akan dicapai. Collective intelligence pada suatu kelompok akan menghasilkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari kelompok kecil para ahli jika empat kondisi dasar dipenuhi. Kondisi tersebit adalah wise crowd akan efektif ketika terdiri dari individu-individu yang memiliki opini beragam; ketika individu-individu tidak takut untuk mengekspresikan opini mereka; ketika ada keberagaman dalam kelompok; dan ketika ada cara untuk mengumpulkan semua informasi dan menggunakannya untuk proses pengambilan keputusan.

Definisi collective intelligence kemudian dikembangkan lebih lanjut sebagai :

  • Intelligence yang diekstrak dari set kolektif interaksi dan kontribusi yang dibuat oleh pengguna aplikasi;
  •  Penggunaan intelligence ini berperan sebagai filter yang memberikan pengguna nilai lebih jika meggunakan aplikasi. Filter ini mempertimbangkan pilihan-pilihan yang diinginkan pengguna dan interaksi-interaksi untuk menghasilkan informasi yang relevant untuk pengguna.

Filter tersebut dapat berupa pengaruh sederhana yang terdapat pada informasi kolektif milik pengguna-pengguna – atau dapat berupa rating atau review yang ditulis terkait dengan produk atau dapat berupa model rekomendasi konten untuk setiap pengguna, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.

Collective Intelligence-1

Gambar 1. Pengguna dapat dipengaruhi secara langsung dari pengguna atau dari intelligence yang diperoleh dari data mining

Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2, ada tiga hal yang perlu terjadi untuk menerapkan collective intelligence di aplikasi, yaitu :

  1. mengajak pengguna berinteraksi dengan pengguna lain di dalam aplikasi anda, kemudian aplikasi mempelajari setiap pengguna melalui interaksi dan kontribusinya,
  2. mengaggregasi apa yang perlu dipelajari tentang penguna-pengguna dan kontribusinya menggunakan beberapa model,
  3. mengunakan model-model untuk merekomendasikan konten ke pengguna.

Collective Intelligence-2

Gambar 2. Tiga komponen untuk menggunakan Collectibe Intelligence : mengajak pengguna untuk berinteraksi, mempelajari pengguna, dan personalisasi konten dengan menggunaka data interaksi pengguna dan agregasi data.

Pustaka

[1] Alag, Satnam. “Collective Intelligence in Acttion”. Manning Publications Co. 2009


Tinggalkan Balasan