Sistem Multiagent


Agent adalah sistem komputer yang memiliki kapabilitas melakukan aksi yang otonom di lingkungan tertentu untuk mencapai tujuan yang didelegasikan kepadanya. Agent yang intelligent memiliki perilaku reaktif, proaktif, dan sosial. Sistem reaktif adalah sistem yang memelihara interaksi yang sedang berjalan dengan lingkungannya dan  memberikan respon  terhadap perubahan yang terjadi. Sistem reaktif adalah sistem yang menjaga keberlangsungan interaksinya dengan lingkungannya dan merespon perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.  Proaktif (goal directed behaviour) berarti agent menghasilkan dan berusaha untuk mencapai goal, tidak hanya didorong oleh event,  namun punya inisiatif dan mengenali opportunity. Kemampuan sosial adalah kemampuan untuk berinteraksi dengan agent lain (dapat juga manusia) melalui kerja sama, koordinasi, dan negosiasi. Istilah umumnya adalah kemampuan untuk berkomunikasi. Properti-properti agent lainnya adalah mobility, veracity (ketelitian), benevolence (dapat bekerja sama), rationality, dan learning/Adaption.

Sejalan dengan sistem komputer yang semakin komplek, diperlukan abstraksi dan metafora yang lebih powerful untuk menjelaskan operasi sistem komputer. Penjelasan low level menjadi tidak praktis. Intentionalstance adalah salah satu bentuk abstraksi itu.

Intentional notion adalah bentuk tool abstraksi yang memberikan kenyamanan dan cara yang familiar untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan memprediksi perliku sistem komplek. Pengembangan terpenting dalam komputasi adalah berbasis pada abtraksi baru, yaitu abstraksi prosedural, tipe data abstrak, dan obyek-obyek. Menurut Daniel Dennett istilah intentional system mendeskripsikan entitas-entitas yang perilakunya dapat diidentifikasi oleh metode pengatributan belief, desire, dan rational acumen. Agent, sebagai intentional system, merepresentasikan abstraksi powerful lebih lanjut.

Arsitektur Belief, Desire, Intention (BDI) adalah arsitektur agent yang populer. Salah satu arsitektur BDI yang terkenal adalah Procedural Reasoning System (PRS). Arsitektur ini digambarkan seperti ditunjukkan pada Gambar 1 berikut ini.

 PRS

Gambar 1. Arsitektur PRS menurut

Pada sistem PRS, belief merepresentasikan informasi yang dimiliki agent terkait dengan lingkungannya. Desire merepresentasikan tugas-tugas yang diberikan kepada agent sesuai dengan obyektif atau tujuan yang harus dicapainya. Intention merepresentasikan desire yang agent komitmen lakukan. Plan menentukan beberapa daftar aksi-aksi yang dapat dilakukan agent untuk mendukung intention-nya. Empat struktur data ini dikelola oleh intrepeter agent yang bertanggung jawab dalam memperbaharui belief dari hasil observasi lingkungan, menghasilkan desire baru (pekerjaan) sebagai dasar belief baru, dan memilih beberapa set pekerjaan yang harus dilakukan sebagai intention-nya. Selanjutnya intrepeter memilih aksi yang harus dilakukan.

Sistem Multiagent adalah sistem yang terdiri dari agentagent yang berinteraksi satu sama lain untuk melakukan kerja sama, koordinasi, dan negosiasi. Kerja sama adalah bekerja secara bersama-sama untuk meraih goal bersama, biasanya didorong oleh pernyataan bahwa “tidak ada satu agent yang bisa mencapai goalnya sendirian” atau  “Kerja sama akan menghasilkan hasil yang lebih baik (misalnya, proses berjalan cepat)”. Koordinasi adalah mengelola ketergantungan antar aktifitas, sebagai contoh, jika agent ingin menggunakan resource yang tidak di-share, maka perlu dilakukan koordinasi. Beberapa alasan agent perlu koordinasi adalah : (1) tujuan agent (goal) dapat menyebabkan konflik di antara aksi-aksi agent, (2) dalam mencapai tujuan, agent dapat saling ketergantungan antar satu agent dengan agent lainnya, (3) agent memiliki kapabilitas dan pengetahuan berbeda, (4) tujuan agent dapat tercapai dengan cepat jika agent berbeda pekerjaan dan kapabilitas bekerja sama secara terkoordinir.  Negosiasi adalah kemampuan untuk mencapai persetujuan terkait dengan kepentingan umum, biasanya melibatkan offer dan counter-offer, dengan kompromi-kompromi yang dibuat oleh partisipan-partisipan.

Teknik koordinasi penting untuk alokasi pekerjaan dan sumber daya di antara agent dan penentuan struktur organisasi adalah protokol contact net.  Pendekatan ini berdasarkan struktur terdesentralisasi di mana agent-agent berperan dalam dua peran, yaitu manajer dan kontraktor. Dasar pemikiran dari bentuk koordinasi ini adalah jika sebuah agent tidak dapat menyelesaikan masalah yang diberikan kepadanya menggunakan sumber daya lokalnya, maka dilakukan dekomposisi masalah ke dalam sub-masalah dan mencoba mencari agent lain yang dapat menyelesaikan sub masalah tersebut. Secara umum penyelesaian sub masalah ini terdiri dari tiga tahap, yaitu (1) pengumuman kontrak oleh agent manajer, (2) pengiriman penawaran oleh agent kontraktor sebagai respon pengumuman kontrak, dan (3) evaluasi penawaran yang telah dikirim oleh kontraktor dan menentukan agent kontraktor yang akan dipercaya untuk menyelesaikan sub masalah. Gambaran umum tiga tahap ini diilustrasikan pada Gambar 2 berikut ini.

 Contract net

Gambar 2. Fase-fase pada protokol contract net


Tinggalkan Balasan