Konsep Organisasi Agent pada Sistem Multiagent


Dalam pengembangan sistem multiagent satu hal penting yang perlu diperhatikan terkait kinerja sistem adalah aspek arsitektur. Pada aspek ini perlu dirancang struktur organisasi multiagent. Menurut [1], organisasi dipertimbangkan sebagai entitas pertama yang mengajukan goal dan tidak dapat berdiri sendiri karena bergantung pada set agent-agent yang melakukan pekerjaan yang mendukung pencapaian goal organisasi. Selanjutnya internal organisasi diperinci dengan goal, workflow, struktur grup, dan sumber daya.

Perlu diangkat karakteristik agent-agent yang sifatnya otonom dengan kata lain agent-agent tidak selalu mengeksekusi pekerjaan yang diminta organisasi. Agent juga bersifat adaptif dan punya potensi untuk mengubah perilakunya sehingga sebuah organisasi harus memperhatikan bahwa agent-agent yang mau diajak kompromi di masa lalu belum tentu dapat berkompromi di masa yang akan datang.Organisasi membutuhkan agent-agent untuk mengeksekusi pekerjaan-pekerjaan dan memproduksi suatu hasil yang diinginkan. Di lingkungan terbuka organisasi dapat saja menemukan agent-agent yang mampu melakukan pekerjaan yang sama. Kualitas hasil pekerjaan agent bergantung pada beberapa variabel seperti waktu CPU atau ketersediaan memori. Selain itu, agent dapat muncul atau hilang beberapa saat selama waktu hidup organisasi sehingga organisasi harus menyimpan jejak rekam agent-agent yang selanjutnya organisasi dapat secara efektif melakukan kerja sama dengannya.Untuk menentukan kinerja agent, didefinisikan dua parameter pengukuran agent, yaitu trust dan effectivity[11].

Trust direpresentasikan sebagi riwayat aktivitas agent dan fungsi utilitas, yaitu sejauhmana agent melakukan tugasnya dengan baik. Fungsi utilitas menghasilkan sebuah estimasi trust yang memberi penghargaan kepada sebuah agent berdasarkan riwayat kinerjanya di masa lalu. Riwayat ini terdiri dari apakah agent memenuhi kompromi-kompromi dengan organisasi atau sebaliknya. effectivity direpresentasikan sebagai nilai dari pekerjaan yang telah dilakukan, kualitas hasil pekerjaan, dan kondisi-kondisi eksekusi. Kualitas perlu dihitung dengan fungsi utilitas lain dengan mendefinisikan organisasi yang mempertimbangkan parameter-parameter terkait dengan goal-nya.

Menurut [1] untuk mencapai organisasi yang sehat perlu didefinisikan fungsi manajemen untuk menambah, menghapus, dan memonitor agent di organisasi. Agent-agent yang diterima di komunitas harus menyediakan informasi yang baik ke agent-agent lain sesuai yang diminta. Tingkat kualitas informasi diukur dengan skema voting dengan memprertimbangkan dokumen-dokumen terkait agent yang sebelumnya diketahui. Anggota organisasi membantu mendeteksi agent-agent yang tidak mampu bekerja sama. Prinsip dari mekanisme ini adalah “Semua berjalan baik jika sebagian besar anggota berfikir semua juga baik”. Melalui mekanisme ini dihasilkan biaya komputasi yang rendah.Untuk mencapai goal-nya organisasi harus menjamin bahwa: (1) tidak ada anggota yang tidak berkolaborasi ketika diminta, (2) tidak ada anggota dengan produktifitas rendah, (3) anggota tidak boleh salah menggunakan sumber daya organisasi sehingga mencegah agent lain melakukan tugasnya, dan (4) agent-agent yang suka konflik dikeluarkan dan tidak pernah diterima lagi.

Konsep lain yang perlu dipertimbangkan dalam merancang agent adalah workflow yang meliputi cara agent melakukan registasi ke organisasi, cara melakukan pemutusan hubungan kerja organisasi dengan agent, dan cara memonitor organisai [1]. Pada proses registrasi ke organisasi, penerimaan anggota baru ke organisasi ditentukan dua faktor: (1) faktor kebutuhan organisasi, yaitu organisasi dapat menerima agent-agent dengan keterampilan atau implementasi baru untuk pekerjaan- pekerjaan yang sudah berjalan sehingga meningkatkan kinerja, dan (2) kepercayaan dan efektifitas.

Proses pemutusan hubungan kerja dengan agent dimulai dari anggota organisasi. Anggota organisasi pertama kali menyelesaikan kompromi-kompromi dengan anggota lain. Setelah kompromi dilepas, agent dapat meninggalkan organisasi dengan aman. Pemecatan agent dilakukan apabila agent memiliki perilaku yang tidak sesuai dengan yang diharapkan organisasi. Pengambilan keputusan pemecatan ini bergantung pada set laporan yang dikumpulkan selama agent bekerja di organisasi. Memonitor organisasi berarti bertanya kepada setiap anggota organisasi tentang anggota lainnya. Mekanisme ini bertujuan untuk mendeteksi apakah agent masih hidup dan mendeteksi apakah agent memenuhi kompromi-kompromi yang sudah ditentukan organisasi. Laporan-laporan yang terkumpul disimpan dan digunakan untuk mendeteksi apakah agent harus dikeluarkan dan apakah agent ini diterima kembali di masa depan. Prinsip “Goal akan dicapai ketika agent-agent yang suka berkonflik dikeluarkan dan agent-agent yang mau berkolaborasi tetap dipelihara” diterapkan dalam organisasi.

PUSTAKA :
[1] Jorge J. Gómez-Sanz, Juan Pavón, “Implementing Multi- Agent Systems Organizations with INGENIAS”, Dep. Sistemas Informáticos y Programación Universidad Complutense de Madrid.


Tinggalkan Balasan