Menggunakan Zachman Framework untuk menerapkan SOA ke dalam Arsitektur Enterprise


Zachman Framework merupakan framework yang dapat digunakan untuk merancang arsitektur enterprise. Framework ini menekankan organisasi tidak hanya mempunyai satu arsitektur, tetapi merupakan satu cakupan lengkap dari diagram-diagram yang direpresentasikan dari berbagai macam sudut pandang, yaitu sudut pandang perencana (planner), pemilik (owner), sudut pandang perancang (designer), dan sudut pandang pengembang (builder).

Penggunaan dari framework ini adalah untuk menyediakan struktur dasar yang menunjang organisasi, menunjang akses, integrasi, interpretasi, pengembangan, manajemen, dan perubahan representasi arsitektur sistem informasi skala enterprise. Setiap obyek atau deskripsi dari representasi arsitektur direferensikan sebagai artifak. Artifak dapat berupa business (proses), work (proses), organization (peran dan tanggung jawab), policy (peraturan-peraturan), information (entitas data), applications (aplikasi), technology (komponen teknologi), network (komponen teknologi jaringan), security (komponen sistem keamanan), dan lainnya.

Zachman framework merupakan framework arsitektur enterprise yang banyak diterapkan di berbagai perusahaan. Framework ini sudah terbukti membantu perusahaan untuk mengorganisir dan menentukan skala prioritas dari berbagai persfektif arsitektur enterprise. Prioritas dan organisir ini terlihat ketika arsitektur enterprise menerapkan Service Oriented Architecture (SOA). Beberapa pihak menganggap bahwa SOA itu penekanannya ke arah arsitektur aplikasi, namun banyak juga yang berfikir bahwa SOA itu berbicara lebih luas, namun demikian, ternyata SOA memiliki beberapa poin-poin pandangan yang beragam. Pemahaman tentang hubungan-hubungan dari perspektif-persfektif ini adalah kunci kelebihan dari Zachman. Oleh sebab itu, untuk dapat mengimplementasikan SOA ke perusahaan, perlu dilakukan penyesuaian Zachman Framework ke spesifik SOA atau dapat juga meletakkan SOA ke dalam konteks dari Zachman Framework secara keseluruhan.

Satu titik permulaan untuk menerapkan Zachman Framework ke SOA adalah pada arsitektur aplikasi, terletak pada baris logical system model, kolom function. Perlu dipandang bahwa aset-aset teknologi informasi harus mampu menyelesaikan masalah integrasi, penggunaan kembali aset (reusable), dan loose coupling sistem-sistem. Dari persfektif enterprise model, perlu dipandang bahwa proses bisnis merupakan rangkaian dari mengakses service-service dan mengekspos proses-proses sebagai service yang loose coupling. Lebih lanjut lagi, SOA memberikan dampak terhadap organisasi dalam membagi atau merepresentasikan informasi sebagaimana didefinsikan dalam arsitektir data di sudut pandang enterprise model (data semantik dan model data logik). Begitu juga SOA menentukan infrastruktur jaringan sistem informasi di mana menghubungkan berbagai server yang mengekspos service di segala tempat dan terdistribusi. Iterasi ini terus berlanjut sampai ke semua delapan kotak di Zachman Framework disesuaikan dengan pendekatan SOA sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1 berikut ini

SOA dan ZachmanGambar 1. SOA pada Zachman Framework[1]

Apa yang disesuaikan di Zachman oleh SOA? Ternyata banyak kecocokan antara Zachman Framework dengan SOA. Zachman mendefinisikan konsep data (what), menurut SOA data itu erat kaitannya dengan informasi yang mengalir dari satu service ke service lain dalam suatu proses bisnis dimana dalam SOA data didefinsikan juga dalam bentuk XML Schema Data (XSD). Terkait dengan aplikasi, Zachman mendefinsikannya sebagai function (how) di mana oleh SOA fungsi didefinsikan kumpulan set service-service, business rule, dan proses-proses yang mengakses service-service (Business Process Excecution Language). Zachman mendefinisikan network (where) dan menurut SOA network dapat berupa jaringan komputer dengan memiliki IP address atau lebih luas lagi berupa jaringan orang-orang atau pengguna yang terhubung dalam suatu jaringan SOA. Zachman mendefinisikan people (who) di mana SOA mendefinisikannya sebagai set antarmuka pengguna (human task) yang terhubung dalam suatu rangkaian proses bisnis (Business Process Management). Terakhir, Zachman mendefinisikan time (when) yang oleh SOA time didefinisikan sebagai event-driven dan Zachman mendefinisikan motivation (why) di mana oleh SOA motivation ini didefinisikan dalam kebijakan atau tata kelola (SOA policy and Governance).

 Secara umum, SOA merupakan strategi teknologi informasi yang mengorganisir fungsi-fungsi discrete yang terdapat pada aplikasi enterprise ke dalam layanan yang interoperable dan berbasis standar, untuk dikombinasikan dan digunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan bisnis. SOA selalu dikaitkan dengan Business Process Management (BPM).

SOA dengan BPMGambar 2. SOA dan BPM

Ada beberapa komponen yang perlu dipertimbangkan dalam mendisain arsitektur SOA antara lain :

  1. Business Process Execution Language (BPEL). BPEL berperan dalam melakukan orkestrasi (perakitan) web service sehingga web service yang tersebar banyak di internet dapat diintegrasikan dan dikelola dengan baik;
  2. Mediator melakukan routing data dari client ke atau dari komponen layanan, atau melakukan routing dari komponen layanan ke partner link eksternal. Mediator ini juga dapat menghasilkan event yang memungkinkan koneksi dengan partner link memiliki loosely coupling;
  3. Business Rule merupakan pernyataan deklaratif yang mendeskripsikan kebijakan bisnis atau mendeskripsikan keputusan bisnis kunci.
  4. Human Task yang memungkinkan interaksi manusia dengan sistem seperti approval dan sebagainya.

BPEL

Gambar 3. BPEL

Pustaka :
[1]. Bloomberg, Jason. SOA and The Zachman Framework. http://www.zapthink.com.

 


Tinggalkan Balasan